Cari Blog Ini

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menstruasi

KTI SKRIPSI
Gambaran Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menstruasi

ABSTRAK
Di seluruh dunia, sekitar 50 % kaum remaja putri pernah mengeluh karena sakit waktu haid pada masa remaja. Di Indonesia, remaja yang mengalami masalah dalam menstruasi diperkirakan sebesar 20%, gangguan menstruasi tersebut dibarengi dengan nyeri di perut, mulas, muntah-muntah, sakit kepala, hingga berakhir dengan pingsan, emosi menjadi tidak terkontrol dan badan menjadi lesu. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menstruasi di SMP Periode Mei- Juni berdasarkan pengetahuan, umur dan sumber informasi.Menstruasi merupakan suatu proses keluarnya darah dari lubang vagina yang akan terjadi setiap bulan. Menstruasi terjadi akibat keluarnya sel telur yang tidak dibuahi sperma serta bercampur dengan terkelupasnya selaput lendir rahim dan darah.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer dengan jumlah populasi sebanyak 90 orang dan sampel sebanyak 30 orang. Berdasarkan umur mayoritas berumur 14-15 tahun sebanyak 19 orang (63,3%), minoritas berumur 10-11 tahun sebanyak 2 orang (6,6%), berdasarkan pengetahuan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (43,3%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,6%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (30%), dan berdasarkan sumber informasi mayoritas remaja putri mendapatkan informasi dari orang tua sebanyak 11 orang (36,6%) dan minoritas dari tenaga kesehatan dan televisi sebanyak 5 orang (16,6%)
Diharapkan kepada para remaja untuk lebih aktif dalam memperoleh informasi tentang menstruasi baik dari media massa, maupun dari petugas kesehatan.
Kata Kunci        : Pengetahuan, Remaja Putri , Menstruasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Periode masa remaja dan menstruasi (haid) yang terjadi pada seorang wanita erat kaitannya, karena seorang dikatakan remaja bila sudah mengalami menstruasi. Bila seorang anak perempuan telah mengalami menstruasi yang pertama (menarche), maka dapat dikatakan bahwa anak perempuan tersebut telah memasuki masa remaja (Mayasari, 2005).
Masa remaja, usia diantara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis mulai umur 8-19 tahun (Nita, 2008). Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datang haid yang pertama kali, biasanya sekitar umur 10-16 tahun. Menstruasi merupakan suatu proses keluarnya darah dari lubang vagina yang akan terjadi setiap bulan. Menstruasi terjadi akibat keluarnya sel telur yang tidak dibuahi sperma serta bercampur dengan terkelupasnya selaput lendir rahim dan darah (Jones, 2005).
Banyak wanita (remaja putri) yang mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh wanita menderita akibat dismenore, atau menstruasi yang menyakitkan. Hal ini khususnya sering terjadi masa remaja dan awal masa dewasa (Taskarini,  2006).
Di seluruh dunia, sekitar 50 % kaum remaja putri pernah mengeluh karena sakit waktu haid pada masa remaja. Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya 
pada umur 17-25 tahun, dan berkurang atau sembuh setelah pernah mengandung (Jones, 2005).
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2002, jumlah remaja putri di Indonesia sebesar 24,6% yaitu yang berusia 10-19 tahun (Prantiko, 2003). Di Indonesia, remaja yang mengalami masalah dalam menstruasi diperkirakan sebesar 20%, gangguan menstruasi tersebut dibarengi dengan nyeri di perut, mulas, muntah-muntah, sakit kepala, hingga berakhir dengan pingsan, emosi menjadi tidak terkontrol dan badan menjadi lesu (Dhanti, 2005).
Dari penelitian di SLTP Negeri 1 Bogor diketahui bahwa 82,6% siswi berperilaku kurang baik saat menstruasi atau hari biasa. Sedangkan penelitian di kelas III SLTP Negeri 27 Semarang menunjukkan 76,80% responden berumur 14 tahun dan 64,30% umur menarchenya 12 tahun. Tingkat pengetahuan tentang menstruasi 46,40% termasuk kategori kurang. Sikap terhadap menstruasi 43,00% termasuk kategori kurang (Marwanti, 2005).
Seorang remaja putri yang sudah mengalami menstruasi juga akan mengalami kematangan organ-organ reproduksi, hal ini juga menyebabkan hasrat seksual mulai timbul, dan jika tidak mendapatkan informasi dan pengetahuan yang benar maka akan terjadi perilaku seks bebas (Patrine, 2006). Penelitian Yayasan Kusuma menyebutkan 6,3% dari 1.594 remaja di 12 kabupaten di Sumtera Utara telah melakukan hubungan seks babas. Sedang Sahabat Remaja PKBI pada tahun 2001-2002 menyebut terdapat 26% dari 359 remaja di yang mengaku telah melakukan hubungan seksual (Sustiwi, 2005).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Propinsi Sumatra Utara tahun 2006 menunjukkan bahwa jumlah penduduk propinsi Sumatra Utara sebanyak 12.643.494 jiwa. Dari jumlah tersebut kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 1.431.092 jiwa dan kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 1.409.386 jiwa (Dinkes Propsu, 2007).
Remaja putri yang tidak mengenal tubuh mereka dan proses reproduksi dapat mengira bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau bahkan hukuman akan tingkah laku yang buruk. Anak-anak perempuan yang tidak diajari untuk menganggap menstruasi sebagai fungsi tubuh normal dapat mengalami rasa malu yang amat dan perasaan kotor saat menstruasi pertama mereka. Bahkan saat menstruasi akhirnya dikenali sebagai proses yang normal, perasaan kotor dapat tinggal sampai masa dewasa (Taskarini, 2006).
Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan selama menstruasi. Remaja putri akan mengalami kesulitan seperti kecemasan yang berlebihan dalam menghadapi menstruasi yang pertama jika sebelumnya ia belum pernah mengetahui atau membicarakan baik dari teman sebaya atau dengan ibu mereka. Idealnya seorang remaja putri belajar tentang menstruasi dari ibunya. Namun tidak selamanya ibu dapat memberikan informasi tentang menstruasi karena terhalang oleh tradisi yang menganggap tabu membicarakan tentang menstruasi sebelum menarche (Mayasari, 2006).
Berdasarkan latar belakang di atas dan menurut survey awal yang sudah dilakukan peneliti ternyata masih kurangnya pengetahuan remaja putri tentang menstruasi, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran  pengetahuan remaja putri tentang menstruasi pada siswi kelas II SMP Periode Mei-Juni
Berdasarkan data diatas maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Dalam Menghadapi Menstruasi di Kelas II Periode Mei-Juni .

1.2     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi perumusan masalah adalah Bagaimana Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menstruasi Di kelas II SMP

1.3     Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menstruasi yang berada di kelas II SMP 
1.3.2   Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri berdasarkan di SMP periode Mei-Juni   berdasarkan umur
2. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri di SMP Periode Mei-Juni berdasarkan sumber informasi.

1.4     Manfaat Penelitian
1.4.1  Bagi Institut Pendidikan 
    Sebagai bahan referensi bagi akademi kebidanan agar lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan kualitas yang sangat bermanfaat.
1.4.2  Bagi Peneliti
    Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan khususnya mengenai menstruasi.
1.4.3   Bagi Tempat Penelitian
    Sebagai bahan evaluasi bagi institut pendidikan di SMP dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang menstruasi
1.4.4    Bagi Orang Tua
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi orang tua untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja agar dapat mempersiapkan generasi penerus yang sehat dan dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
1.4.5   Bagi Siswa Yang Diteliti
    Untuk menambah pengetahuan siswi yang berada di SMP khususnya tentang menstruasi.
silahkan download KTI SKRIPSI
Gambaran Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menstruasi
KLIK DIBAWAH 

Cari Blog Ini