KTI SKRIPSI
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG MEMANDIKAN BAYI 0-7 HARI DI KLINIK
Kata Kunci : Pengetahua, Sikap, Memandikan bayi
A. Latar Belakang
Ilmu kedokteran semakin hari semakin berkembang, demikian juga dengan penemuan tentang cara memandikan bayi baru lahir. Dahulu bayi yang baru lahir biasanya langsung dimandikan, baik itu oleh bidan maupun dukun beranak. Saat itu memandikan bayi yang baru lahir secara langsung merupakan pro sedur dalam bidang kedokteran. Tujuannya karena bayi yang berlumuran darah, lendir, mekonium atau kotoran bayi yang warnanya hitam kental, air ketuban, dan lemak berwarna putih yang kelihatan sangat tidak bersih.
Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak dimandikan walaupun dengan air hangat, karena belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Jika bayi dibasahi dengan air maka panas yang ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Dengan demikian beberapa organ tubuh akan membiru, misalnya tangan, wajah, kaki dan kulit. Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut maka beberapa sel-sel tubuh akan mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif. (Simanungkalit, 2007, ¶1, http://Stasiunbidan. Blogspot. Com, diperoleh tanggal 21 Oktober 2009).
Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi para orang tua terutama bila mereka baru pertama kali mempunyai seorang bayi. Tidak sedikit dari mereka yang tidak mengetahui bagaimana cara memandikan bayi yang benar sehingga mereka menyerahkan semua urusan memandikan bayi kepada pengasuh bayi atau neneknya. Padahal mandi merupakan saat yang tepat untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya (Khoirunisa, 2009 : 91).
Mandi selain untuk membersihkan tubuh, juga dapat menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan bagi ibu dan bayi, berada di dalam air bukanlah suatu hal yang baru. Sebab selama sembilan bulan berada di dalam rahim bayi sudah terbiasa berendam di dalam air. Tepatnya di dalam cairan ketuban (amnion) yang melindunginya (Muhsin, 2007 : 108).
Berdasarkan hasil penelitian Grahacendikia (2008) untuk mengidentifikasi tingkat penatalaksanaan cara memandikan neonatus 0-7 hari terhadap ibu nifas di BPS Dwi Yuni Fitriyanti Tigeneng Lampung Selatan pada bulan April s.d. dengan bulan Mei 2008 masuk dalam kategori cukup 31 orang (77, 50 %), kategori baik sebanyak delapan orang (20 %) dan kategori kurang satu orang (2,50 %)
Peneliti telah melakukan survei awal pada sepuluh ibu nifas yang bersalin di Klinik pada tanggaal 1 Oktober dari kesepuluh ibu tidak ada yang memandikan bayinya sendiri. Diantaranya tujuh orang ibu mengatakan tidak berani memandikan bayinya dengan alasan tali pusatnya belum putus, dua orang ibu mengatakan belum berani memandikan bayinya karena bayi masih sangat kecil dan satu orang ibu mengatakan belum tahu cara memandikan bayi yang belum putus tali pusat .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang memandikan bayi 0-7 hari di Klinik tahun.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang memandikan bayi 0–7 hari di Klinik tahun.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengidentifikasi karakteristik responden
b) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang memandikan bayi 0 – 7 hari di Klinik
c) Untuk mengidentifikasi sikap ibu nifas tentang memandikan bayi 0–7 hari di Klinik
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi praktik kebidanan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan konseling dan pelaksanaan tentang memandikan bayi 0-7 hari.
2. Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan kepustakaan di D-IV Bidan dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat, juga berguna untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat nantinya.
silahkan download KTI SKRIPSI
PENGARUH PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI TERHADAP CARA IBU DALAM MEMANDIKAN BAYINYA DI DESA
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG MEMANDIKAN BAYI 0-7 HARI DI KLINIK
ABSTRAK
.Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi para orang tua terutama bila mereka baru pertama kali mempunyai seorang bayi.Mandi selain membersihkan tubuh bayi juga merupakan saat yang tepat untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang memandikan bayi 0 – 7 hari di Klinik Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cros sectional, besar sampel 35 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Mei 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan dan sikap ibu nifas.Hasil penelitian menunjukan mayoritas ibu nifas berpengetahuan cukup sebanyak 23 orang (65,7 %) dan sikap positif sebanyak 21 orang (60,0 %) tentang memandikan bayi.Dari hasil penelitian ini di harapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan konseling dan penatalaksanaan kepada ibu nifas tentang memandikan bayi 0 – 7 hariKata Kunci : Pengetahua, Sikap, Memandikan bayi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kedokteran semakin hari semakin berkembang, demikian juga dengan penemuan tentang cara memandikan bayi baru lahir. Dahulu bayi yang baru lahir biasanya langsung dimandikan, baik itu oleh bidan maupun dukun beranak. Saat itu memandikan bayi yang baru lahir secara langsung merupakan pro sedur dalam bidang kedokteran. Tujuannya karena bayi yang berlumuran darah, lendir, mekonium atau kotoran bayi yang warnanya hitam kental, air ketuban, dan lemak berwarna putih yang kelihatan sangat tidak bersih.
Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak dimandikan walaupun dengan air hangat, karena belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Jika bayi dibasahi dengan air maka panas yang ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Dengan demikian beberapa organ tubuh akan membiru, misalnya tangan, wajah, kaki dan kulit. Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut maka beberapa sel-sel tubuh akan mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif. (Simanungkalit, 2007, ¶1, http://Stasiunbidan. Blogspot. Com, diperoleh tanggal 21 Oktober 2009).
Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi para orang tua terutama bila mereka baru pertama kali mempunyai seorang bayi. Tidak sedikit dari mereka yang tidak mengetahui bagaimana cara memandikan bayi yang benar sehingga mereka menyerahkan semua urusan memandikan bayi kepada pengasuh bayi atau neneknya. Padahal mandi merupakan saat yang tepat untuk mencurahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya (Khoirunisa, 2009 : 91).
Mandi selain untuk membersihkan tubuh, juga dapat menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan bagi ibu dan bayi, berada di dalam air bukanlah suatu hal yang baru. Sebab selama sembilan bulan berada di dalam rahim bayi sudah terbiasa berendam di dalam air. Tepatnya di dalam cairan ketuban (amnion) yang melindunginya (Muhsin, 2007 : 108).
Berdasarkan hasil penelitian Grahacendikia (2008) untuk mengidentifikasi tingkat penatalaksanaan cara memandikan neonatus 0-7 hari terhadap ibu nifas di BPS Dwi Yuni Fitriyanti Tigeneng Lampung Selatan pada bulan April s.d. dengan bulan Mei 2008 masuk dalam kategori cukup 31 orang (77, 50 %), kategori baik sebanyak delapan orang (20 %) dan kategori kurang satu orang (2,50 %)
Peneliti telah melakukan survei awal pada sepuluh ibu nifas yang bersalin di Klinik pada tanggaal 1 Oktober dari kesepuluh ibu tidak ada yang memandikan bayinya sendiri. Diantaranya tujuh orang ibu mengatakan tidak berani memandikan bayinya dengan alasan tali pusatnya belum putus, dua orang ibu mengatakan belum berani memandikan bayinya karena bayi masih sangat kecil dan satu orang ibu mengatakan belum tahu cara memandikan bayi yang belum putus tali pusat .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang memandikan bayi 0-7 hari di Klinik tahun.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang memandikan bayi 0–7 hari di Klinik tahun.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengidentifikasi karakteristik responden
b) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang memandikan bayi 0 – 7 hari di Klinik
c) Untuk mengidentifikasi sikap ibu nifas tentang memandikan bayi 0–7 hari di Klinik
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi praktik kebidanan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan konseling dan pelaksanaan tentang memandikan bayi 0-7 hari.
2. Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan kepustakaan di D-IV Bidan dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat, juga berguna untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat nantinya.
PENGARUH PENYULUHAN MEMANDIKAN BAYI TERHADAP CARA IBU DALAM MEMANDIKAN BAYINYA DI DESA