Cari Blog Ini

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Swasta (BPS)

KTI SKRIPSI
PELAKSANAAN TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA


ABSTRAK
Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis, baik di rumah sakit atau kilinik bersalin,dihadapkan kepada resiko terjadinya infeksi. Kejadian infeksi dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya dengan upaya pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama ketika melakukan pertolongan persalinan yang meliputi: tindakan cuci tangan, memakai sarung tangan pengelolaan sampah medik, pengelolaan cairan anti septik, dan pemrosesan alat bekas pakai.Tujuan penelitian ini untuk untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas  . Desain dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan populasi 34 orang dan Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampel yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan responden berdasarkan pro sedur cuci tangan, sebagian besar kategori tindakan benar (52,9%). Berdasarkan pemakaian sarung tangan sebagian besar dengan kategori tindakan benar (73,5%). Berdasarkan pengelolaan cairan antiseptik sebagian besar dengan kategori tindakan tidak benar (94,1%). Berdasarkan pemrosesan alat bekas pakai sebagian besar dengan kategori tindakan tidak benar (61,8%). Berdasarkan pengelolaan sampah medik sebagian besar dengan kategori tindakan tidak benar (70,6%). Diharapkan bidan praktek swasta meningkatkan ilmu serta mengikuti pelatihan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan sesuai dengan standar operasional prosedur, yang meliputi kompetensi teknis penolong persalinan yaitu prosedur cuci tangan, memakai sarung tangan, mengelola cairan anti septik, pemrosesan alat bekas pakai dan pengelolaan sampah medik.
Kata kunci    : Persalinan,Infeksi,Bidan Praktek Swasta (BPS)
Daftar Pustaka : 20 (1998-2012)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Word Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 wanita diperkirakan meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Negara Afrika 1:4, sedangkan di Asia Selatan 1:18. Sementara di Malasia Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 39 per 100 000 kelahiran hidup, Singapura 6 per 100. 000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Filiphina 170 per 100.000 kelahiran hidup dan Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup (Zoelkifly, 2007, ΒΆ 1,http:www.  wordpress.com diperoleh tanggal 09 September 2009.
Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan AKI paling tinggi di Asia. Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007-2008 kematian ibu hamil dan bersalin mencapai 265 per 100.000 kelahiran hidup. Dari beberapa kota di Indonesia seperti di Jawa dan di Bali kematian maternal mencapai 0,7% dari AKI secara nasional per tahunnya. Penyebab utama kematian ibu, disebabkan oleh perdarahan yang diperkirakan (5 5-70%) terutama karena perdarahan postpartum, partus lama hingga kejadian infeksi 15-20% dan kasus eklampsia (10-15%), (Barata, 2008).
Di Propinsi Sumatera Utara AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) lebih tinggi dari angka kematian nasional. AKI dan AKB Di Sumatera Utara mencapai 275 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian nasional adalah 265 per 100. 000 kelahiran hidup. Penyebab tingginya angka kematian ibu di Sumatera Utara disebabkan oleh perdarahan, yang diperkirakan setiap bulan mencapai 150 kasus, kemudian komplikasi persalinan (45%), retensio plasenta (2 1%), robekan jalan lahir partus lama (11%), komplikasi selama nifas (5%), infeksi (4%) (Dinkes Propsu, 2008).
Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau kilink bersalin, dihadapkan kepada resiko terjadinya infeksi. Kejadian infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan kejadiannya, dengan upaya melaksanakan tindakan pencegahan infeksi dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tepatnya ketika melakukan pertolongan persalinan, karena semua ibu bersalin sangat mendambakan proses persalinan yang aman, bersih dan sehat sesuai dengan pilar ketiga Safe Motherhood, yang juga merupakan aspek ketiga dari lima benang merah asuhan persalinan yang dikategorikan sebagai asuhan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan (Saifuddin, 2004).
Tindakan pencegahan infeksi merupakan bagian esensial dari asuhan yang lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir, dan harus dilaksanakan secara rutin dan komprehensif pada saat memberikan asuhan pelayanan kebidanan. Tepatnya saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal, persalinan dan paska persalinan. Tindakan ini harus diterapkan dalam aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga dan penolong persalinan (Jonhson et all, 2005).
Infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, cairan amnion dan cairan tubuh serta ketidaksterilan peralatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pada saat melakukan proses pertolongan persalinan. Maka setiap petugas yang bekerja dilingkungan yang terpapar dengan hal-hal tersebut, mempunyai resiko untuk tertular, dan menularkan, bila tidak melaksanakan tindakan pencegahan infeksi ( Saifuddin, 2004).
Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan dan penolong persalinan yang profesional, dalam memberikan asuhan kebidanan, sangat berkemungkinan untuk ditulari dan menularkan kuman dari dan kepada kliennya yang dapat menimbulkan terjadinya infeksi. Oleh karena itu, prinsip pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi harus tetap dilaksanakan dan ditingkatkan, sesuai dengan pro sedur yang telah ditetapkan untuk mencegah dan mengurangi kejadian morbiditas hingga mortalitas (Sofyan Mustika, 2006).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada Tanggal 11 November 2009 di wilayah kerja Puskesmas. Ibu bersalin periode Januari-Desember 2008 adalah sebanyak 130 orang. Dari 130 orang ibu bersalin diantaranya ditemukan ibu bersalin dengan penyulit 5 orang, ketuban pecah dini 8 orang, Pre Eklampsi adalah 8 orang, seksio sesarea 23 orang, Perdarahan Antepartum Haemorogik 5 orang. Retensio Plasenta ada 3 orang, Postdate 2 orang, dan 84 orang ibu dengan persalinan normal, yang persalinannya ditolong oleh bidan praktek swasta dalam proses persalinan. (Laporan Bulanan Periode Januari-Desember 2008).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ibu bersalin di Wilayah kerja Puskesmas, sangat membutuhkan pertolongan persalinan yang sehat, dan bebas dari infeksi. Dengan adanya dukungan data tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan yang dilakukan oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas yang meliputi pro sedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan, pengelolaan cairan antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai, dan pengelolaan sampah medis, apakah pencegahan infeksi pada saat pertolongan persalinan dilakukan sesui dengan pedoman pencegahan infeksi?

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian. Bagaimana pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi yang dilaksanakan oleh Bidan Praktek Swasta pada saat memberikan asuhan pertolongan persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Periode?

C.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas.
2.    Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan cuci tangan pada proses pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas.
b.    Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan pemakaian sarung tangan pada proses pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah kerja Puskesmas.
c.    Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan pengelolaan cairan Antiseptik pada proses pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah kerja Puskesmas.
d.    Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan pemrosesan alat bekas pada proses pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah kerja.
e.    Untuk mengidentifikasi pelaksanaan tindakan pengelolaan sampah pada proses pertolongan persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah kerja Puskesmas.

D. Manfaat Penelitian   
1.    Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi pedoman dan pengalaman serta sarana pengembangan diri yang sangat berharga, untuk menerapkan ilmu dalam pelayanan kebidanan
2.    Bagi Praktek Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan atau ide-ide baru dalam menerapkan ilmu pelayanan dalam praktek kebidanan, khususnya
tentang pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan.
3.    Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan bermutu dalam melakukan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan yang pada akhirnya akan menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
4.    Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian-penelitian lain atau yang serupa, yang tentunya berkaitan dengan proses pencegahan infeksi.

silahkan download KTI SKRIPSI
PELAKSANAAN TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA
KLIK DIBAWAH 

Cari Blog Ini