Cari Blog Ini

Tindakan Murid dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan di Sekolah Dasar Negeri


KTI SKRIPSI
TINDAKAN MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJAJANAN TENTANG HIGIENE SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI

ABSTRAK
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan harus memenuhi syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan sehingga makanan jajanan yang diproduksi benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh murid sekolah dasar sebagai konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan murid tentang higiene individu dalam mengkonsumsi makanan jajanan dan untuk mengetahui tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene individu dan sanitasi makanan jajanan.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan  Kecamatan  Populasi dalam penelitian ini murid sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah sampel berjumlah 80 anak, sedangkan jumlah sampel untuk penjual makanan jajanan berjumlah 8 orang.
Hasil penelitian diketahui bahwa tindakan murid SD tentang higiene individu dalam mengkonsumsi makanan jajanan berada pada kategori baik sebesar 11,25%, sedangkan tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan jajanan yang berada pada kategori baik sebanyak 12,50%.
Disarankan untuk dilakukan upaya peningkatan pengetahuan sanitasi makanan serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap higiene dan sanitasi penjual makanan jajanan sekolah sehingga akan tercipta kondisi higiene dan sanitasi makanan jajanan yang lebih baik. Kepada kepala sekolah hendaknya memberikan pengarahan dan penyuluhan kepada murid sekolah dasar mengenai bahaya makanan jajanan yang dikonsumsi bila tidak memperhatikan higiene individu dan higiene sanitasi dari penjual makanan jajanan melalui petugas Usaha Kesehatan Sekolah.
Kata Kunci : tindakan, murid SD, penjual makanan jajanan, higiene dan sanitasi.

ABSTRACT
Snacks have become an integral part of community life, both in urban and in rural areas. Snacks must meet nutritional requirements, sanitation, safety and health so that food produced snacks truly safe and healthy for consumption by primary school students as consumers. The purpose of this research is to know about hygiene measures individual student in snacks and to determine actions hawker food vendors on the individual hygiene and sanitation, food hawker
This kind of research is descriptive and research sites in the State Primary Schools Kelurahan Tani Kecamatan . population in this study of primary school students grade 4, 5 and 6 with the number of samples amounted to 80 children, while the number of samples for hawker food vendors amounted to 8 people.
The research note that elementary school students about the actions of individual hygiene in snacks are good for the category of 11.25%, while the act of hawker food vendors on food sanitation, hygiene snacks that are on either category of 12.50%.
Recommended to be efforts to increase knowledge of food sanitation and to provide guidance and supervision of hygiene and sanitation of school snack vendors that will create conditions of hygiene and sanitation hawker food better. The school principal should provide guidance and counseling to elementary school students about the dangers of snack consumed if the individual does not consider hygiene and sanitation hygiene of hawker food vendors through business officer of School Health.
Keywords: action, grade school, hawker food vendors, hygiene and sanitation.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas manusia adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh keadaan gizi (Depkes RI, 1999).
Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah dasar usia 7-12 tahun. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Jadi perbaikan gizi anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM berkualitas (Depkes RI, 2005).
Dari penelitian Balai Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI tahun 1991, dinyatakan sebagian besar (93%) anak sekolah dasar tidak sempat makan pagi, baik di kota maupun di desa. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain terbatasnya waktu yang tersedia di pagi hari, orangtua yang tidak sempat menyediakan makanan atau pun anak yang tidak berselera untuk makan pagi. Makanan jajanan menjadi populer karena keberadaannya yang sangat membantu masyarakat. Harga makanan jajanan yang relatif murah, mudah didapat dan banyak ragamnya juga dirasa sangat membantu bagi orangtua murid (Depkes RI, 1994).
Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan, konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat seiring waktu. Data hasil survey sosial ekonomi nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (1999) menunjukkan bahwa persentase pengeluaran rata-rata perkapita per bulan penduduk perkotaan untuk makanan jajanan meningkat dari 9,19% pada tahun 1996 menjadi 11,37% pada tahun 1999, selain itu kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi remaja perkotaan menyumbang 21% energi dan 16% protein. Sementara itu kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi anak usia sekolah menyumbang 5,5% energi dan 4,2% protein ( Mudjajanto, 2006).
Meskipun makanan jajanan memiliki keunggulan-keunggulan tersebut, menurut Rachmawati (2006) ternyata makanan jajanan masih beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya sering tidak higienis yang memungkinkan makanan jajanan terkontaminasi oleh mikroba beracun. Banyak jajanan yang tidak memenuhi syarat keamanan pangan sehingga membahayakan kesehatan jutaan anak sekolah dasar. Namun demikian kehadiran pedagang makanan jajanan anak di sekolah hendaknya tidak dilarang, karena hal ini juga berperan dalam menopang perekonomian terutama di sektor informal.
Secara umum penyakit bawaan makanan (foodborne diseases) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Karena penyakit ini dianggap bukan termasuk penyakit yang serius maka seringkali kasus-kasusnya
kurang terlaporkan. Padahal, gizi buruk dan gangguan pertumbuhan anak-anak adalah dua konsekuensi serius yang ditimbulkan oleh berulangnya episode penyakit ini. Diare merupakan gej ala umum dari penyakit bawaan makanan yang mudah dikenali. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menemukan bahwa diantara 100.000 balita terdapat 75 anak balita yang meninggal akibat diare tiap tahunnya (Februhartanty, 2004).
Menurut Februhartanty (2004) dari hasil wawancara terhadap pedagang makanan jajanan di daerah Jakarta Timur tahun 2004 menunjukkan bahwa mereka tidak mengetahui apakah BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang mereka gunakan adalah yang dilarang atau tidak oleh pemerintah. Mereka umumnya menggunakan BTP yang mudah didapat, murah dan dapat memberikan penampilan makanan yang menarik tanpa mencari tahu apakah itu dapat membahayakan bagi kesehatan. Lebih jauh lagi, diketahui bahwa makanan jajanan yang dijajakan umumnya tidak dipersiapkan dengan baik dan bersih. Tambahan lagi kebanyakan penjaja makanan tersebut mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penanganan pangan yang aman. Mereka juga kurang mempunyai akses terhadap air bersih serta fasilitas cuci dan buang sampah.
Karena banyak pedagang yang kurang menjaga kebersihan dan tidak tahu adanya tindakan dan bahan-bahan yang bisa membahayakan kesehatan, maka Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional dalam meningkatkan kualitas mengenai makanan jajanan di sekolah dasar. Pihak sekolah terlibat secara aktif melalui unit kesehatan sekolah dengan cara menginventarisasi para pedagang jajanan yang berjualan di sekitar sekolah serta turut mengawasi dan membina para pedagang makanan jajanan tersebut supaya menjaga mutu, keamanan dan kebersihan dagangannya (Muslim, 2004).
Tujuan suatu penyelenggaraan makanan jajanan, sama seperti penyelenggaraan makanan lainnya, adalah untuk mewujudkan tersedianya makanan yang bermutu dengan pelayanan yang layak. Makanan yang bermutu artinya makanan yang memenuhi syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan. Makanan jajanan yang dihasilkan selain memiliki cita rasa yang dapat di terima murid, juga harus memenuhi syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan sehingga makanan jajanan yang diproduksi benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh murid sekolah dasar sebagai konsumen (Depkes RI, 1996).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan dari observasi awal yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa masih kurangnya higiene individu murid dimana murid tidak mencuci tangan sebelum memakan makanan jajajan dan penjual makanan jajanan biasanya tidak menutup makanan yang dijual. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang bagaimana tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang higiene dan sanitasi makanan di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kecamatan tahun.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah ” Bagaimana tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kecamatan”.

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan di SD Negeri Kelurahan Kecamatan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui tindakan murid tentang higiene individu dalam mengkonsumsi makanan jajanan di SD Negeri Kelurahan Kecamatan.
2.    Untuk mengetahui tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene individu dan sanitasi makanan di SD Negeri Kelurahan Kecamatan.

1.4. Manfaat Penelitian
1.    Bagi pihak Sekolah SD Negeri di Kelurahan Kecamatan hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki pengelolaan penjual makanan jajanan.
2.    Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk lebih meningkatkan kegiatan promosi kesehatan mengenai higiene individu dan sanitasi makanan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerjanya.
3.    Sebagai bahan informasi bagi masyarakat khususnya murid SD Negeri dan penjual makanan jajanan yang ada di Kelurahan Kecamatan mengenai pentingnya higiene individu dan sanitasi makanan.

silahkan download KTI SKRIPSI  
TINDAKAN MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJAJANAN TENTANG HIGIENE SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI

Cari Blog Ini