ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DINI PADA BAYI
ABSTRAK
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, WHO/UNICEF telah merekomendasikan di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, empat hal penting, dimana salah satunya adalah memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan Namun kenyataan dilapangan, pemberian MP-ASI dini masih sangat tinggi. Hal ini tentu saja merugikan, karena akan menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi, batuk, pilek, dan reaksi alergi serta berbagai penyakit infeksi pada bayi, yang mengakibatkan mereka menderita malnutrisi.
Untuk itu penelitian ini dilaksanakan yaitu untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Ibu dalam pemberian MP-ASI dini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada Ibu yang mempunyai bayi berusia 6-24 bulan. Pengumpulan data dilakukan melalui pembagian kuesioner kepada 106 orang sampel yang dipilih dengan metode simple random sampling dalam kurun waktu Juli hingga Oktober 2010. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dan Regresi Logistik Berganda untuk mencari faktor mana yang paling dominan.
Hasil Penelitian menunjukkan pemberian MP-ASI dini cukup rendah yaitu sebesar 48%. Tidak ditemukan hubungan antara pekerjaan dan pendidikan terhadap pemberian MP-ASI dini. Ditemukan dua faktor yang dominan terhadap pemberian MP-ASI dini yaitu pengetahuan Ibu tentang MP-ASI ( p = 0,002, OR = 3,847, CI = 1,627 – 9,094) Artinya Ibu yang berpengetahuan baik, mempunyai kemungkinan untuk tidak memberikan MP-ASI dini sebesar 3,847 kali. Dan pemberian ASI pertama kali ( p = 0,011, OR = 3,241, CI = 1,302 – 8,066). Hal ini menyaratkan bahwa Ibu yang menyusui bayinya kurang dari 1 jam pertama pasca kelahiran bayi, mempunyai kemungkinan untuk tidak memberikan MP-ASI dini sebesar 3,241 kali Walaupun angka pemberian MP-ASI dini masih tergolong rendah, masih diperlukan peran berbagai pihak secara komprehensif dalam mendukung pemberian MP-ASI pada bayi yang lebih baik.
Kata Kunci : MP-ASI dini, ASI, pengetahuan, ,chi square, regresi logistik
ABSTRACT
To achieve optimal growth and development, WHO / UNICEF have recommended in the Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, There are four important things, which is one of them is to provide breast milk supplementary feeding (MP-ASI) since babies aged 6 months to 24 months, but in the reality , the giving of early breast milk supplementary feeding (MP-ASI) is still very high. This is certainly detrimental, because it would cause digestive disorders in infants, coughs, colds, and some allergic reactions also other infectious diseases in infants, which resulted in them suffering from malnutrition.The aim of this study is to find out factors that affecting the mother in giving early MP-ASI. The method is descriptive analytic study is cross-sectional design conducted in the mother who has babies aged 6-24 months. Data collected through distribution of questionnaires to a selected sample of 106 people with simple random sampling method in the period July to October 2010. Data analysis was performed using chi square test and Multiple Logistic Regression.
Research results showed an early giving of MP-ASI is quite low about 48%. There is no relationship between employmen and education to early giving of breast milk supplementary feeding. There are two dominant factors of early breast milk supplementary feeding that is the knowledge of the mother about the MP-ASI means that a knowledgeable good mother, has the possibility to not give the MP-ASI about 3.847 times (p = 0.002, OR = 3.847, CI = 1.627 to 9.094) and first time of breastfeeding (p = 0.011, OR = 3.241, CI = 1.302 - 8.066). This means Mother who doing breastfeeding lesst than 1 hour after delivery have a possibility about 3,241 times not to giving her baby early breastmilk supplementary feeding. Altough the rate of early giving brest milk supplementary feeding is quite low, still needed a comprehensive role from various parties to support a better practice of breast milk supplementary feeding to baby.
Key Word : early breastmilk supplementary feeding, breastm ilk, knowledge, chi square, logistic regresion.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangGizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa (Soetjiningsih, 1995).
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Disamping itu juga MP ASI disediakan berdasarkan bahan lokal bila memungkinkan, MP ASI harus mudah dicerna, harus disesuaikan dengan umur dan kebutuhan bayi dan MP ASI harus mengandung kalori dan mikronutrien yang cukup ( Dinkes, 2006 ).
Meski demikian perkembangan pelaksanaan dilapangan menunjukan banyaknya pelanggaran yang merenggut hak bayi atas ASI eksklusif enam bulan tersebut yaitu dengan menjejali bayi yang baru lahir dengan produk makanan pendamping ASI, sehingga ketika akan disusui oleh ibunya si bayi menolak. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi nasional (Susenas) tahun 2002, terdapat banyak Ibu yang memberikan makanan terlalu dini kepada bayinya, kemudian sebanyak 32% Ibu memberikan makanan tambahan kepada bayi berumur 2 – 3 bulan, seperti bubur nasi, pisang, dan 69% terhadap bayi berumur 4 – 5 bulan .Selain itu, dari penelitian yang dilakukan di daerah pedesaan Kabupaten Wonosobo, provinsi Jawa Tengah, ditemukan bahwa praktek pemberian makan pada bayi sebelum usia 1 bulan mencapai 32,4% dan pada usia tersebut didapatkan 66,7% jenis makanan yang diberikan adalah pisang (Litbangkes, 2003). Sedangkan pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006-2007 hanya mencakup 67% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni, 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19% pada bayi usia 7-9. Yang lebih memprihatinkan, 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2- 3 bulan telah diberi makanan tambahan ( Sentra Laktasi Indonesia, 2010 ).
Pada saat bayi tumbuh dan menjadi lebih aktif, akan mencapai usia tertentu ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Dengan demikian, makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI . Pada usia enam bulan pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian makanan pendamping ASI harus setelah usia enam bulan bulan ( Sentra Laktasi Indonesia, 2010 ).
Secara teoritis diketahui bahwa pemberian MP ASI terlalu dini pada anak dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi seperti diare, konstipasi, muntah, dan alergi. Disamping itu akan memicu terjadinya obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung koroner ( Nadesul, 2005 ). Penelitian yang dilakukan Anies Irawati dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Departemen Kesehatan, diperoleh data bahwa 50% bayi di Indonesia sudah mendapatkan MP-ASI pada umur kurang dari satu bulan. Bahkan, pada umur 2 – 3 bulan, bayi sudah mendapatkan makanan padat. Dan bayi bayi yang mendapatkan MP ASI dini lebih banyak terserang diare, batuk- pilek, alergi, dan berbagai penyakit infeksi yang menyebabkan mereka menderita kurang gizi ( Malnutrisi ) ( Ayahbunda, 2006 ).
Banyak faktor yang melatar belakangi pemberian MP-ASI dini. Teori yang erat kaitannya dengan prilaku yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI adalah teori yang dikemukakan oleh Green (1993). Greeen mengemukakan analisisnya tentang faktor prilaku ( behaviour causes ) dan faktor diluar prilaku ( non behaviour causes ) yang selanjutnya prilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong.
Di wilayah Kelurahan, sendiri, belum ada data tentang prilaku pemberian MP-ASI ini. Namun cakupan pemberian ASI Eksklusif menurut data Puskesmas setempat yaitu sebesar 52%, hal ini menyaratkan bahwa masih ada praktik pemberian MP-ASI dini pada bayi < 6 bulan.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengetahui mengetahui faktor¬faktor yang mempengaruhi Ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dini (MP-ASI) di Kelurahan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dini (MP-ASI) pada bayi 6-24 bulan di Kelurahan
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran tentang pemberian MP-ASI dini pada bayi dan faktor - faktor yang berhubungan, di di Kelurahan
1.3.2 Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah, diperolehnya informasi tentang:
1. Gambaran pemberian MP-ASI dini pada bayi di Kelurahan
2. Hubungan pendidikan Ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi 6-24 bulan di Kelurahan
3. Hubungan pekerjaan Ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi 6-24 bulan di Kelurahan
4. Hubungan pengetahuan Ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi 6-24 bulan di Kelurahan
5. Hubungan peran petugas kesehatan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi 6-24 bulan di Kelurahan
6. Hubungan pemberian ASI pertama kali dengan pemberian MP¬ASI dini pada bayi 6-24 bulan di Kelurahan
7. Faktor yang paling berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi 6-24 bulan di Kelurahan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan yang diharapkan dapat memberi kontribusi dalam pengembangan penelitian ilmiah.
2. Sebagai pedoman kepada tenaga kesehatan dan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan upaya promotif dalam menggalakan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan tanpa makanan atau minuman tambahan lain bagi bayi.
3. Sebagai informasi bagi ibu ibu mengenai pemberian MP ASI yang baik dan tepat.
4. Menambah informasi, dan wawasan bagi penulis.
silahkan download KTI SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DINI PADA BAYI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DINI PADA BAYI